Kitaharus berhemat dalam menggunakan listrik. 4. Keberadaan listrik memakan biaya yang sangat tinggi. Kita harus membayar biaya pemasangan listrik dan membayar biaya penggunaan setiap bulannya. Semakin boros menggunakan listrik semakin besar beban biaya yang dibayar. 5. Cara berhemat energi listrik: Tidak menyalakan lampu pada siang hari.
Walk in interview merupakan salah satu hal yang ditunggu para kandidat. Sebab, di momen tersebut, proses melamar kerja bisa berlangsung singkat. Namun, mungkin masih ada yang bertanya-tanya tentang apa itu yang sebenarnya dimaksud dengan walk in interview. Selain itu, mungkin ada juga yang penasaran soal apa saja yang bisa dilakukan agar sukses menjalani walk in interview. Tak perlu khawatir. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Glints akan menyuguhkan penjelasannya dalam artikel kali ini. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini. Apa Itu Walk In Interview? © Melansir PeopleHum, walk in interview adalah sesi wawancara layaknya temu dan sapa informal yang diatur oleh perusahaan untuk merekrut sekelompok kandidat dalam waktu singkat. Tidak seperti wawancara terjadwal, kamu tidak perlu membuat janji resmi dengan pihak rekruter untuk sesi ini. Sebab, perusahaan akan mengadakannya ketika mereka berencana untuk merekrut sejumlah orang pada saat yang bersamaan, seperti dalam job fair. Jenis wawancara ini tidak berlangsung lama dan hanya ada beberapa pertanyaan penting yang akan diajukan oleh para rekruter. Dari segi teknis, tidak ada perbedaan yang signifikan antara walk in interview dengan perekrutan atau interview pekerja secara konvensional. Perusahaan akan menerima surat lamaran, portofolio serta dokumen lain yang dibutuhkan, dilanjutkan dengan mewawancarai pelamar kerja. Wawancara dilakukan untuk memastikan pelamar kerja cocok atau tidak di posisi yang tersedia. Bedanya, proses perekrutan berlangsung lebih cepat karena calon pekerja tidak perlu menunggu respons lamaran hingga berhari-hari atau berbulan-bulan. Pelamar kerja bisa mendapatkan kepastian apakah lamarannya diterima atau tidak sesegera mungkin. Teknis Walk In Interview © Freepik Setelah mendapatkan informasi tentang apa itu walk in interview, kamu juga perlu tahu teknis atau tata cara pelaksanaan walk in interview. Kegiatan ini biasanya terbuka untuk umum dengan sasaran utama para job seeker. Lokasinya kebanyakan di hall, hotel, atau tempat besar lainnya. Waktu pelaksanaan tidak dilakukan sepanjang tahun, melainkan bersifat kondisional, hanya beberapa hari atau pekan saja. Durasi penyelenggaraannya juga menyesuaikan kesiapan dan kebutuhan perusahaan. Penyelenggara walk in interview biasanya adalah perusahaan-perusahaan yang membuka lowongan kerja dengan kuota yang cukup banyak. Mereka ditempatkan dalam booth–booth yang tertata sehingga kamu bisa dengan mudah memasukkan lamaran dan melakukan wawancara dengan perusahaan tertarget. Kamu juga bisa mengambil brosur terkait promosi dan info perusahaan ketika mendatangi booth-booth tersebut. Di luar itu, terkadang ada pula perusahaan yang membuka sesi wawancara singkat ini di kantor mereka. Singkat kata, perhelatan walk in interview ibarat pasar tenaga kerja, di mana di dalamnya terdapat interaksi konkret antara perusahaan pencari tenaga kerja dengan para job seeeker.. Dikarenakan teknis perekrutannya melalui wawancara langsung, kamu harus menyiapkan fisik dan mental agar bisa tampil prima dan menyakinkan, hingga kemudian diterima di perusahaan impian. Hal-Hal yang Harus Disiapkan © Freepik Kamu tidak bisa datang ke lokasi walk in interview dengan tangan kosong. Ibarat berperang, kamu butuh sejumlah amunisi agar menang dan mendapatkan apa yang kamu inginkan. Oleh karena itu, tidak hanya pengetahuan tentang apa itu walk in interview yang harus kamu kantongi. Kamu juga perlu mempersiapkan sejumlah hal yang harus dipersiapkan dalam walk in interview. Ini dia sejumlah hal yang harus kamu siapkan sebelum datang ke tempat walk in interview 1. Melakukan riset Kamu tidak bisa datang ke tempat walk in interview dengan kepala kosong. Sebelumnya, kamu harus mencari informasi tentang perusahaan peserta walk in interview. Selain itu, kamu juga harus memilih beberapa lowongan kerja dengan posisi yang benar-benar sesuai dengan keinginan dan kemampuanmu. Pastikan pula penyelenggara dan perusahaan penyelenggara benar-benar terpercaya dan bebas penipuan. Tanpa riset, kamu mungkin akan kebingungan ketika memasuki area walk in interview. Waktu dan energimu bisa saja habis dengan berkeliling-keliling sambil galau memilih booth perusahaan mana yang harus kamu datangi. 2. Mempersiapkan sejumlah dokumen Sebagaimana telah disinggung di penjelasan sebelumnya, walk in interview pada dasarnya seperti proses melamar kerja biasa. Maka dari itu, kamu perlu membawa sejumlah dokumen yang mendukung kelancarannya seperti surat lamaran kerja, cover letter, biodata diri, pas foto, portofolio, serta dokumen lainnya yang dirasa penting. Pastikan semua dokumen itu berada dalam kondisi yang rapi dan bersih, tidak kotor apalagi terlipat. Dokumenmu akan segera diperiksa dan dibaca oleh pihak perusahaan sembari mereka mewawancaraimu. Menurut Naukri, Kondisi dokumen yang siaga dan prima akan menambah nilai positif kamu di mata perusahaan. 3. Mempersiapkan diri Sebagus apa pun dokumen yang kamu bawa, tidak akan ada artinya ketika kamu tidak punya cukup rasa percaya diri. Jadi, siapkanlah mentalmu dengan baik, sehingga kamu bisa menjawab setiap pertanyaan dalam wawancara kerja dengan baik dan bebas grogi. Kamu harus meyakinkan diri bahwa kamu punya cukup kualitas untuk diterima kerja di perusahaan yang kamu pilih. Berpakaian dengan baik dan cukup makan dan minum juga merupakan bagian dari persiapan diri yang tidak boleh diabaikan. Usahakanlah agar kamu memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapi. Kamu bisa membawa makanan atau cemilan agar tercegah dari kelaparan dan kehausan. Pertanyaan yang Sering Ditanyakan dalam Walk In Interview Kesiapan mental dan rasa percaya diri biasanya terkikis dalam walk in interview ketika kamu bingung menjawab sejumlah pertanyaan dalam wawancara. Terlebih, jika kamu berstatus fresh graduate dan belum berpengalaman. Oleh karena itu, kamu perlu mempersiapkan jawaban dari pertanyaan yang biasanya diajukan dalam interview kerja. Adapun hal-hal yang sering ditanyakan dalam wawancara kerja di antaranya 1. Silakan ceritakan tentang diri kamu Dengan menanyakan pertanyaan ini, pewawancara ingin mengetahui sejauh mana kamu mengenal dirimu. Sebab, jika kamu telah mengenal diri sendiri dengan baik, sudah bisa dipastikan kamu juga bisa bekerja dengan baik. Ceritakanlah dirimu sendiri dengan penuh percaya diri dan tidak dibuat-buat. Jangan sampai kamu bersikap manipulatif, karena ini akan sangat merugikan. 2. Apa kelebihan dan kekurangan kamu? Pertanyaan ini masih berkaitan dengan yang pertama di mana kamu masih harus menceritakan tentang dirimu, lebih spesifik ke kelebihan dan kekuranganmu. Kamu harus menjawab dengan konsisten, yakni bersikap apa adanya dan penuh percaya diri. Pertanyaan jenis ini akan membuat pewawancara menganalisis tingkat kepercayaan diri dan kejujuranmu dalam menerima keadaan diri sendiri. 3. Apa alasan kamu melamar ke perusahaan ini? Menurut The Balance Careers, pertanyaan ini lazim ditanyakan dalam walk in interview. Kamu harus memiliki motif yang tepat ketika melamar kerja di suatu perusahaan. Artinya, kamu ingin bekerja bukan karena iseng atau untung-untungan belaka. Untuk menjawab pertanyaan ini, kamu harus terlebih dahulu melakukan riset tentang profil perusahaan, lantas menyesuaikan posisi yang kamu lamar dengan passion dan kemampuanmu. Cara ini akan membuat jawabanmu terdengar realistis dan meyakinkan. 4. Mengapa kami harus merekrut kamu? Ketika mendapatkan pertanyaan semacam ini, kamu bisa menceritakan tentang kualitasmu, menyesuaikan dengan posisi atau jabatan yang kamu bidik di perusahaan tersebut. Kamu juga harus mengetahui visi dan misi perusahaan sehingga jawaban yang nantiya terlontar akan mendukung kemajuan perusahaan. Demikianlah informasi lengkap seputar walk in interview hingga strategi terbaik untuk menjalankannya. Intinya, kunci sukses walk in interview ada di riset, persiapan, serta bekal mental dan rasa percaya diri yang tinggi. Agar tidak bingung, jangan lupa untuk catat semua tips dan trik yang sudah Glints berikan di atas, ya! Nah, selain pemaparan di atas, kamu bisa simak informasi lain yang serupa dengan mengunjungi kanal tips interview di Glints Blog. Di sana, terdapat banyak pembahasa seputar tips sukses menjalankan wawancara yang sudah Glints siapkan dalam artikel ringkas khusus untuk kamu. Menarik bukan? Yuk, langsung cek kumpulan artikelnya sekarang juga. Gratis! How to Prepare for a Walk-In-Interview? Walk in Interview What is a walk-in interview? Halini tidak boleh diperlihatkan dalam menjawab pertanyaan ini. Kedewasaan seorang kandidat, positif thinking, dan kemampuan memecah masalah akan terlihat dari cara mereka menjawab pertanyaan setengah jebakan ini. Jawaban dari contoh pertanyaan wawancara ini tidak jauh bergeser dengan pertanyaan keahlian di atas. Artinya anda dapat memulai PIKIRAN RAKYAT - Wawancara termasuk penting untuk mendapatkan pekerjaan baru yang benar-benar diinginkan. Selama proses wawancara, kemungkinan besar akan ada setidaknya dua wawancara, yaitu via telepon dan langsung. Keduanya termasuk wawancara yang penting dan patut diperhatikan. Baca Juga Banyak Suspect Virus Corona di Indonesia, Penumpang dari Tiongkok Seharusnya Dipantau Selama Sebulan Tapi ketika wawancara, biasanya terdapat beberapa pertanyaan yang biasa diajukan tapi lumayan bingung untuk mencari jawabannya. Dikutip dari laman lifehack simak apa saja pertanyaan yang kerap diajukan saat wawancara beserta jawabannya berikut. 1. Apa kelemahan terbesar Anda? Pertanyaan ini termasuk yang paling sering diajukan. Alasan utama pertanyaan ini sebenarnya bukan mencari tahu apa kelamahan terbesar seseorang, melainkan untuk mengetahui apakah Sobat Belia cukup mengenali diri sendiri. Jawablah dengan sederhana. Tunjukan pula bahwa kelemahan yang dimiliki sebenarnya dapat membawa dampak positif dan antara kelemahan satu dengan yang lainnya dapat berhubungan. Biasanyaditambah dengan pertanyaan: Dengar lowongan di sini dari siapa (pertanyaan nomor 3)? Gimana menjawabnya? Jawab dengan jujur saat ini kerja di mana, handle apa dan gimana perasaan akan pekerjaan kita itu. Gak usah ditutup-tutupi. Yang perlu diingat adalah jangan sampai kesannya negatif. Jenis pertanyaan wawancara kerja ternyata tak hanya satu, lho. Faktanya, ada banyak tipe pertanyaan yang kerap dilontarkan HRD dan user. Setiap jenisnya memiliki tujuan yang berbeda. Ada pertanyaan yang menggali kepribadian, skill, hingga kecocokanmu dengan perusahaan. Oleh karena itu, kamu perlu trik khusus untuk menjawab masing-masing jenis tersebut. Nah, dalam artikel ini, Glints sudah menyiapkan delapan jenis pertanyaan wawancara kerja yang akan kamu temui. Semuanya sudah dilengkapi contoh dan trik menjawabnya. 1. Perilaku dan kebiasaan © Seorang kandidat tidak dilihat dari skill atau kemampuannya saja. Lebih dari itu, perusahaan ingin memilih kandidat dengan perilaku dan kebiasaan yang baik. Tak heran, jenis pertanyaan wawancara yang satu ini jadi pertimbangan besar HRD untuk merekrutmu. Biasanya, kamu akan ditanya tentang pengalaman kerja sebelumnya. Dari jawaban tersebut, HRD ingin tahu bagaimana caramu menghadapi situasi yang ada. Tips Hindari memberikan jawaban “ya” atau “tidak”. Kamu harus menjelaskan situasi dan perilakumu secara particular. Kamu juga bisa menggunakan metode STAR situation ceritakan situasi yang pernah kamu alami task jabarkan tugas dan tanggung jawabmu saat itu action jelaskan keputusan dan perilakumu terhadap situasi tersebut result sampaikan akibat atau hasil keputusanmu Contoh pertanyaan “Apakah kamu pernah mengambil keputusan dengan risiko besar? Bagaimana cara mengatasinya?” “Ceritakan goal yang pernah kamu capai dan bagaimana caramu melakukannya.” “Bagaimana caramu mengatasi perbedaan pendapat dengan rekan kerja?” “Ketika diberi beberapa tugas sekaligus, bagaimana caramu menentukan prioritas?” 2. Kompetensi © Secara garis besar, jenis pertanyaan wawancara ini serupa dengan poin sebelumnya. Namun, kali ini, perusahaan ingin melihat apakah kompetensimu sesuai dengan kualifikasi yang mereka tetapkan. Adapun pertanyaan-pertanyaan ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang kamu lamar. Tips Sebelum wawancara kerja , cermati kualifikasi yang diminta perusahaan. Sebagai contoh, kamu melamar sebagai desainer grafis. Kemudian, terdapat kualifikasi “memahami perkembangan tren desain”. Berarti, kamu perlu menyiapkan jawaban terkait tren desain. Contoh pertanyaan Bahasa Republic of indonesia “Ceritakan caramu mengikuti perkembangan tren di bidang desain.” “Ketika proyekmu gagal di tengah jalan, apa yang akan kamu lakukan?” “Ceritakan pengalamanmu ketika narasumber menolak diwawancara. Bagaimana solusimu?” Bahasa Inggris “Tell us how yous go on upwards with trends in the design industry.” “When your project fails halfway, what practise you do?“ “Tell united states of america when someone refuses to exist interviewed. What is your solution?“ 3. Kelebihan dan kekurangan © Dalam wawancara apa pun, rekruter selalu menanyakan kelebihan dan kekurangan kandidat. Namun, sebenarnya rekruter tak hanya ingin tahu dua hal tersebut, lho. Lebih dari itu, seperti ditulis The Balance Careers , rekruter ingin mengetahui kejujuran, self-sensation , dan caramu mengatasi kekurangan tersebut. Tips Fokus pada kelebihan yang sangat berhubungan dengan pekerjaanmu. Sebagai contoh, kamu melamar sebagai digital marketer. Maka, kamu bisa menyebutkan kelebihanmu yang cepat dalam menanggapi perubahan. Sementara itu, sebutkan kekurangan yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaanmu. Contohnya yakni berbicara di depan orang banyak. Namun, jelaskan juga caramu mengatasi kekurangan tersebut, ya. Contoh pertanyaan Bahasa Indonesia “Sebutkan kelebihanmu.” “Sebutkan kekuranganmu.” “Kamu paling sering dikritik dalam hal apa?” Bahasa Inggris “Tell united states your strengths.” “Tell us your weaknesses.” “What is something you become criticized for the well-nigh?” 4. Studi kasus © Pada bagian studi kasus, rekruter akan memberikan contoh situasi yang bisa kamu alami dalam pekerjaan. Kemudian, kamu harus menjelaskan sikap dan caramu dalam mengatasi situasi tersebut. Pasalnya, jenis pertanyaan wawancara ini dapat menilai kemampuan analisis dan problem-solving . Tips Hal terpenting yang perlu kamu catat adalah pemahaman tentang studi kasus tersebut. Jika masih belum jelas, kamu bisa menanyakannya ke rekruter. Selain itu, fokuslah pada proses penyelesaian masalah, bukan hasilnya. Dengan pertanyaan ini, rekruter memang lebih penasaran dengan caramu mengatasi situasi yang ada. Contoh pertanyaan Bahasa Indonesia “Atasan memintamu untuk memimpin proyek media sosial perusahaan X. Kamu dan tim sudah memiliki konsep yang matang dan menarik. Namun, klien menolak dan memberikan ide lain. Padahal, menurutmu, konsep tersebut jauh dari identitas make mereka. Bagaimana solusimu?” Bahasa Inggris “Your supervisor asks you to lead visitor X’s social media projection. Yous and the team already have a adept and interesting concept. However, the client refuses and gave another idea. In fact, in your stance, the concept is far from their brand identity. What is your solution?“ 5. Skill komunikasi © Tak bisa dipungkiri, setiap pekerjaan membutuhkan skill komunikasi. Namun, komunikasi yang dimaksud bukan hanya berbicara, lho. Kamu perlu menunjukkan skill komunikasi verbal dan nonverbal, termasuk mendengarkan, merespons, respect, empati, dan kepercayaan diri. Tips Komunikasi adalah skill yang perlu dilatih terus-menerus. Oleh karena itu, pastikan kamu sudah memiliki kemampuan tersebut sebelum wawancara, ya. Kamu bisa mengikuti berbagai pelatihan public speaking, salah satunya yaitu Glints ExpertClass . Ada banyak pakar yang siap berbagi tips public speaking . Jadi, kamu bisa langsung mengaplikasikannya dalam wawancara kerja. Contoh pertanyaan Bahasa Indonesia “Bagaimana caramu menyampaikan pendapat ketika diskusi?” “Bagaimana jika atasan tidak sependapat denganmu?” “Apa responsmu ketika mendapat teguran dari rekan kerja?” Bahasa Inggris “How practice yous deliver your opinion during a discussion?” “What exercise you do when your dominate disagrees with you?” “What is your response when warned by your coworker?” 6. Skill kepemimpinan © Skill kepemimpinan tidak hanya dibutuhkan oleh seorang pemimpin atau manajer. Sejatinya, semua karyawan membutuhkan skill ini. Jadi, meskipun tidak melamar posisi manajerial, kamu akan menerima jenis pertanyaan wawancara seputar leadership. Pada pertanyaan ini, rekruter ingin tahu apakah kamu mampu mendorong kemajuan tim. Tips Pahami betul semua kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Kemudian, bayangkan seorang pemimpin yang bisa membawa kesuksesan untuk timmu. Contoh pertanyaan Bahasa Indonesia “Bagaimana definisi kesuksesan bagimu?” “Apabila atasanmu berbuat salah, apa yang akan kamu lakukan?” “Apa kontribusi yang bisa kamu berikan untuk perusahaan?” Bahasa Inggris “What is your definition of success?” “When your dominate makes a error, what do you do?” “What contribution can you make to the visitor?” 7. Budaya perusahaan © Apalah artinya keunggulan kandidat jika ia tidak sejalan dengan budaya perusahaan. Mengutip The Muse , baik karyawan maupun perusahaan akan lebih bahagia dan sukses jika memiliki budaya yang selaras. Oleh karena itu, muncullah jenis pertanyaaan wawancara yang membahas budaya perusahaan. Pasalnya, rekruter ingin tahu apakah kamu cocok bekerja di perusahaan mereka. Tips Lakukan riset tentang budaya perusahaan, mulai dari visi misi, tujuan, fase kerja, workload , dan sebagainya. Jika merasa cocok, barulah kamu bisa melamar di perusahaan tersebut. Kemudian, ketika wawancara, tonjolkan hal-hal di dalam dirimu yang mengarah pada budaya mereka. Contoh pertanyaan Bahasa Republic of indonesia “Mengapa kamu ingin bekerja di perusahaan kami?” “Lingkungan kerja seperti apa yang kamu harapkan?” “Apa hal yang ingin kamu ubah atau perbaiki di perusahaan kami?” Bahasa Inggris “Why do yous want to work for our company?” “What kind of work environment do you look?” “What do you want to change or repair from our company?” 8. Gaji © Umumnya, negosiasi gaji dilakukan di akhir wawancara. Namun, banyak orang menganggap jenis pertanyaan wawancara ini tricky. Jika menyebutkan gaji yang terlalu rendah, kamu bisa dianggap menilai diri sendiri rendah. Namun, jika menyebutkan gaji yang terlalu tinggi, kamu bisa dianggap angkuh. Selain itu, belum tentu perusahaan mampu memberikan gaji sebesar itu. Tips Cari tahu rata-rata gaji di posisi dan perusahaan tersebut. Kamu bisa mengeceknya di berbagai situs cek gaji . Kemudian, berilah alasan mengapa angka tersebut sesuai denganmu. Misalnya, kamu sudah menghitung kebutuhan sehari-harimu. Selain itu, skill dan kontribusimu bagi perusahaan sebanding dengan nominal tersebut. Contoh pertanyaan Bahasa Indonesia “Berapa gaji yang kamu harapkan?” Bahasa Inggris “What is your expected salary?” nine. Verifikasi pengalaman Pihak perusahaan juga menanyakan jenis pertanyaan ini dalam wawancara kerjamya untuk mengetahui kredibilitas kandidat tentang pengalaman yang dicantumkan dalam CV atau resume. Sehingga, perusahaan ingin mengevaluasi apa saja yang telah kamu dapatkan dari pengalaman kerja atau akademikmu. Tips Jawab pertanyaan dengan jujur sesuai dengan pertanyaan yang ditanyakan. Contoh pertanyaan Bahasa Indonesia “Apa yang kamu pelajari dari kelas tersebut ketika kuliah?” “Apa saja tanggung jawabmu dari posisi tersebut?” Bahasa Inggris “What did you learn in that course during higher?” “What were your responsibilities in that position?” 10. Pertanyaan yang acak Melansir College Grad, kamu juga bisa mendapatkan jenis pertanyaan ini ketika wawancara kerja. Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mencari tahu apakah kamu bisa berpikir secara orisinal dan untuk dirimu sendiri. Karena, tidak ada benar atau salah dalam jenis pertanyaan ini. Tips Karena pertanyaan ini akan bertanya tentang dirimu, jawablah sesuai dengan hal yang kamu inginkan. Contoh pertanyaan Bahasa Indonesia “Kamu ingin menjadi hewan seperti apa?” “Apa warna yang benar-benar menjelaskan dirimu?” Bahasa Inggris “What kind of brute would you like to be?“ “What color describes you lot the most?” Delapan jenis pertanyaan wawancara tersebut selalu dilemparkan HRD dan user. Jadi, siapkan jawabanmu sebaik-baiknya, ya. Dengan begitu, langkahmu menuju karier impian bisa segera tercapai. Glints doakan semoga wawancara kerjamu lancar! Interview Question “What Are Your Strengths and Weaknesses?” The Best Interview Questions to Enquire if You lot Want the Truth Near Company Culture The Eight Types of Interview Questions Keenam bicaralah dengan jelas. Untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, pertama-tama pelamar harus memahami pertanyaan dengan baik. Setelah itu, jawablah pertanyaan tersebut dengan jelas. Artinya, ucapan atau kata kata yang keluar dari mulut bisa didengar dengan jelas. Hindari memberi jawaban yang bertele-tele, melainkan to the point saja.Saat interview kerja, banyak job seeker tak menggunakan kesempatan bertanya ketika pewawancara bilang "ada yang ingin ditanyakan?". Sebagian besar menjawab, “tidak ada”, karena bingung apa yang harus momen ini juga bisa menjadi tolak ukur lho. Karena, dengan bertanya, kamu akan terlihat sangat tertarik dengan perusahaan tersebut. Selain itu, kamu akan memperoleh informasi seputar posisi yang kamu lamar, sehingga saat diterima, bayanganmu terhadap pekerjaan tersebut tidak apa saja sebaiknya hal-hal yang ditanyakan kepada pewawancara? Simak yuk!1. Tanyalah seputar budaya perusahaan. Ini akan membuatmu tampak antusias dan terlihat tertarik ingin menjadi bagian dari perusahaan Jangan lupa juga untuk menanyakan visi dan misi perusahaan. Hal itu akan membantumu memperoleh gambaran yang jelas tentang pandangan Tanyakan pula seputar posisi yang kamu lamar. Misalnya berapa orang yang dibutuhkan perusahaan untuk posisi itu. Pertanyaan ini akan membuatmu terlihat serius melamar pekerjaan di Cari tahu dan bertanyalah ke pewawancara tentang karakter pegawai seperti apa yang dibutuhkan perusahaan untuk posisi yang kamu lamar Tanyakan juga secara gamblang bagaimana alur tes penerimaan karyawan di perusahaan tersebut, supaya kamu bisa bersiap-siap jika lolos ke tahap Juga 7 Pertanda Kantormu Punya Budaya Kerja yang Buruk! 6. Kamu juga harus bertanya kepastian waktu pengumuman lolos atau tidaknya kamu dalam tes wawancara itu. Jangan sampai merasa di-PHP sama Bertanyalah, kalau diterima nanti, kira-kira proyek pertama apa yang akan kamu kerjakan. Tanyakan juga gambarannya seperti Lalu, kamu juga harus tahu siapa calon atasanmu dan bagaimana caranya memberikan penilaian terhadap hasil Kemudian bertanyalah soal apa yang dianggap berhasil dan apa yang dianggap gagal seputar posisi yang kamu lamar. Dengan begitu, kamu tak akan salah langkah saat bekerja Kalau kamu ragu-ragu dengan hasil wawancaramu, tanyakan kepada pewawancara apakah kamu masuk kandidat karyawan yang mereka cari. Jangan ragu dan takut untuk Kalau kamu diterima bergabung dengan perusahaan mereka nanti, pastikan apakah ada masa orientasi atau semacam training? Berapa lama kira-kira? Jadi kamu bisa mempersiapkannya sejak kalau 11 poin di atas harus ditanyakan saat interview kerja, gambaran terhadap pekerjaan dan perusahaan yang kamu lamar jadi semakin gamblang, kan? Kamu juga akan terlihat lebih antusias di mata berhasil!Baca Juga Kalau CV Kamu Seperti Ini, Pasti Langsung Diterima Kerja!Pertanyaanwawancara 1. Biodata narasumber (nama, tetata, alamat, Riwayat Pendidikan, pengalaman dalam kegiatan Pendidikan yang membuat peserta didik sulit untuk fokus dan memilih apa sebenarnya bakat dan minat yang dimiliki sesungguhnya. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan Tujuan Wawancara dan 5 Cara Melakukannya – Selama ini, tentu kita akrab dengan wawancara, baik itu wawancara kerja atau wawancara yang tidak disengaja, misal untuk kebutuhan pemberitaan. Wawancara sendiri secara umum merupakan aktivitas tanya jawab yang dilakukan dengan maksud mendapatkan informasi atau pendapat. Nah, wawancara memiliki tiga tujuan paling utama yang perlu dan wajib Anda ketahui sebagai pegangan sebelum melakukan tanya jawab. A. Tujuan WawancaraB. Tujuan Wawancara Menurut Para Ahli1. Lexy J. Moleong2. Koentjaraningrat3. Charles Stewart & Cash4. Arikunto5. Denzig6. Ankur Garg7. Sugiyono8. Esterberg9. SudjanaC. Mengenal Wawancara Lebih Jauh1. Pewawancara2. Narasumber3. Tema / Topik4. Waktu dan tempatD. Fungsi WawancaraE. Jenis-Jenis Wawancara1. Wawancara Serta Merta atau Fleksibel2. Wawancara dengan Petunjuk UmumF. Cara Melakukan Wawancara1. Menentukan Tujuan Wawancara2. Menentukan Narasumber3. Menyusun Daftar Pertanyaan4. Melakukan Wawancara5. Penulisan Laporan WawancaraG. Pedoman WawancaraRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu Bahasa IndonesiaMateri Terkait Dalam wawancara, berikut adalah tiga tujuan wawancara yang perlu diketahui dalam melakukannya. 1. Untuk mendapatkan informasi secara langsung dalam mendeskripsikan dan menjelaskan suatu situasi dan kondisi tertentu. 2. Untuk mendapatkan data agar dapat memberikan pengaruh terhadap situasi atau orang tertentu 3. Untuk melengkapi suatu penelitian ilmiah atau penyelidikan. Dari tiga tujuan utama yang dijelaskan di atas, tentu tujuan paling utama dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi secara langsung dalam mendeskripsikan dan menjelaskan suatu situasi dan kondisi tertentu. Transkrip atau data dari hasil wawancara akan dijadikan salah satu dasar pertimbangan yang berkaitan dengan keperluan tujuan wawancara dilakukan. Tujuan wawancara tersebut merupakan tujuan wawancara yang paling sering dilakukan dan sering ditemukan dalam dunia kerja dan penerimaan sekolah. Misalnya untuk penerimaan kerja, penerimaan siswa hingga mahasiswa, dan lain sebagainya. Nah, tidak hanya untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang suatu dan kondisi tertentu. Wawancara juga bisa dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data untuk memberikan pengaruh dalam situasi atau orang tertentu. Tujuan wawancara ini biasanya dilakukan untuk acara-acara kelembagaan atau bahkan hiburan. Misalnya, seperti wawancara bersama kepala negara atau wawancara bersama tokoh inspirasi nasional. Wawancara tersebut dapat memberikan dampak terhadap situasi dan kondisi para pendengar. Selain dua tujuan sebelumnya, wawancara memiliki tujuan untuk melengkapi suatu penelitian atau penyelidikan ilmiah. Wawancara sendiri terhitung sebagai salah satu cara yang paling sering digunakan oleh para peneliti dalam mengambil dan mengumpulkan data atau informasi. Berbeda dengan peneliti, tujuan wawancara bagi jurnalis atau reporter dan polisi adalah memperoleh informasi agar proses penyelidikan dapat segera terungkap dan terselesaikan. B. Tujuan Wawancara Menurut Para Ahli 1. Lexy J. Moleong Tujuan wawancara merupakan pewawancara yang memberikan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atau pendapat atas pertanyaan-pertanyaan dari pewawancara. 2. Koentjaraningrat Tujuan wawancara merupakan sebuah tugas tertentu yaitu usaha mencoba untuk memperoleh informasi secara lisan dan komunikasi secara langsung dalam pembentukan responden. 3. Charles Stewart & Cash Tujuan wawancara adalah proses atau cara berkomunikasi yang dipasangkan dengan maksud serius dan telah ditentukan untuk melibatkan pertanyaan dan jawaban sekaligus bertukar perilaku. 4. Arikunto Tujuan wawancara merupakan sebuah kegiatan bagian dari dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber. 5. Denzig Tujuan wawancara merupakan sebuah kegiatan yang dipandu oleh seseorang dengan direkam pembicaraannya atau percakapannya secara tatap muka, yang mana seseorang dapat mendapat informasi dari orang yang menjadi pasangannya dalam wawancara. 6. Ankur Garg Tujuan wawancara adalah sebagai alat yang dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang mempekerjakan calon kandidat untuk posisi jurnalis, atau orang-orang biasa yang mencari tahu mengenai kepribadian seseorang atau mencari informasi maupun data. 7. Sugiyono Tujuan wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara juga bisa dilakukan dengan cara tatap muka atau secara langsung atau dengan media jaringan telepon. 8. Esterberg Tujuan wawancara adalah untuk bertukar informasi dan suatu ide dengan cara tanya jawab untuk diolah dan kelola menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu. 9. Sudjana Tujuan wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka baik luar jaringan atau dalam jaringan antara yang ditanya atau penjawab. C. Mengenal Wawancara Lebih Jauh Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara adalah kegiatan tanya jawab dengan seseorang, baik itu pejabat negara atau daerah, artis, bahkan orang-orang biasa, dengan keperluan untuk mendapatkan jawaban, keterangan, atau pendapat terkait perihal tertentu. Hasil dari wawancara tersebut bisa juga dimasukkan pada surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditampilkan melalui televisi. Loraine Blaxter mengungkapkan bahwa metode wawancara melibatkan pengajuan pertanyaan atau pembahasan perihal sesuatu dengan orang-orang yang bersangkutan berdasarkan penelitian. Metode wawancara tersebut bisa menjadi teknik yang sangat bermanfaat dalam proses pengumpulan data yang mungkin tidak dapat diakses apabila menggunakan teknik-teknik observasi. Unsur-unsur wawancara adalah sebagai berikut 1. Pewawancara Pewawancara adalah orang yang mencari dan mendapatkan informasi dan memiliki peran sebagai penanya atau mengajukan pertanyaan. 2. Narasumber Narasumber adalah orang yang diwawancarai atau biasa disebut dengan informan. Narasumber atau informan ini memiliki peran sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber atau orang yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang mempunyai keterkaitan dengan ihwal informasi yang diperlukan. Contoh narasumber yang bisa diketahui berdasarkan peran tersebut adalah seperti tokoh, ahli, atau orang-orang biasa. 3. Tema / Topik Tema atau topik adalah perihal topik yang diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara karena dapat menjadi penuntun jalannya wawancara. Tema dapat menjadi pembahasan pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang dibicarakan. 4. Waktu dan tempat Waktu dan tempat adalah kesepakatan dari pewawancara dan narasumber terkait waktu dan tempat untuk wawancara. Dalam hal ini, tempat wawancara pun bisa berkembang menjadi media online. D. Fungsi Wawancara Setelah memahami tujuan wawancara, beserta pengertian-pengertiannya. Berikut adalah fungsi-fungsi dari wawancara yang perlu Anda ketahui 1. Menghindari kesalahan data atau informasi yang masih simpang siur atau belum jelas kebenarannya. 2. Data atau informasi dari hasil wawancara adalah pelengkap informasi awal tentang narasumber dan tema. 3. Memperoleh data atau informasi secara komprehensif, jujur, mendalam, dan akurat. 4. Mendapatkan data atau informasi yang objektif serta memenuhi aspek keseimbangan. 5. Selalu mendalami suatu informasi untuk kemungkinan menemukan adanya perspektif baru atas suatu masalah. E. Jenis-Jenis Wawancara Nah, setelah mengetahui tujuan, pengertian, hingga fungsi dari wawancara. Berikut ini adalah jenis-jenis dari wawancara yang perlu Anda ketahui 1. Wawancara Serta Merta atau Fleksibel Jenis wawancara pertama adalah wawancara serta merta atau fleksibel. Wawancara serta merta atau fleksibel adalah kegiatan wawancara yang dilakukan pada sebuah situasi yang alamiah dan tidak terduga-duga. Sifat yang alami dan fleksibel membuat wawancara jenis ini tidak memiliki pedoman baku atau panduan khusus untuk melakukannya. Layaknya obrolan biasa setiap hari, wawancara ini cukup sering digunakan peneliti atau pewawancara untuk mengikuti minat dan pemikiran dari partisipan atau narasumber. Pewawancara memiliki kebebasan untuk menanyakan berbagai pertanyaan kepada partisipan atau narasumber secara urut atau tidak urut, hal bisa ditentukan bergantung pada jawaban narasumber. Namun, pewawancara harus tetap pada tujuan wawancara yaitu memperoleh informasi atau data dari partisipan atau narasumber terkait tema atau isu tertentu yang akan didalami. Dalam kehidupan sehari-hari, wawancara serta merta atau fleksibel bisa dengan mudah ditemukan pada video-video podcast di Youtube atau aplikasi lainnya. 2. Wawancara dengan Petunjuk Umum Jenis wawancara selanjutnya yaitu wawancara dengan petunjuk umum. Pengertian dari wawancara dengan petunjuk umum adalah kegiatan tanya jawab yang berpedoman pada pokok-pokok atau kerangka permasalahan yang telah dibuat sebelum wawancara. Ada beberapa batasan pada proses tanya jawab dari wawancara dengan petunjuk umum, hal itu dapat mengakibatkan data atau informasi dari wawancara ini tidak kaya dan kurang beragam. Pada wawancara dengan petunjuk umum biasanya narasumber sudah mengetahui tema dan sejumlah pertanyaan yang akan diajukan pewawancara. Alhasil, kegiatan tanya jawab yang terjadi akan sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah direncanakan. Dan, partisipan atau narasumber akan menjawab sesuai dengan urutan pertanyaan. Dalam kehidupan sehari-hari, wawancara ini bisa ditemukan pada wawancara untuk iklan atau wawancara untuk mendapatkan data kuesioner secara tertulis. F. Cara Melakukan Wawancara 1. Menentukan Tujuan Wawancara Untuk mengawal kegiatan tanya jawab dalam wawancara, pewawancara disarankan untuk mengetahui dan memahami tujuan wawancara. Contoh topik-topik yang biasa dijadikan tujuan untuk wawancara yaitu tema kesehatan, pendidikan, hiburan, olahraga, politik, lingkungan, dan lain sebagainya. Penentuan tujuan wawancara berupa topik wawancara merupakan kewajiban dasar sebelum menentukan narasumber yang akan diwawancarai. 2. Menentukan Narasumber Setelah menentukan topik wawancara, langkah selanjutnya adalah memilih narasumber. Syarat menentukan narasumber dalam wawancara harus dipilih berdasarkan kompetensi dalam memahami dan menjelaskan topik. Hal itu akan menjadi wawancara menjadi acara yang sangat informatif dan menarik sehingga dapat mempengaruhi banyak pendengar atau orang-orang. 3. Menyusun Daftar Pertanyaan Dalam menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara bisa diawali dengan menggunakan rumus 5W+1H atau ADIK SIMBA. Penyusunan daftar pertanyaan terlebih dahulu memiliki tujuan agar wawancara bisa berjalan dengan lancar dan sesuai ketentuan. Wawancara yang dilaksanakan tanpa persiapan, ada kemungkinan besar pewawancara lupa dengan pertanyaan wajib dan menanyakan pertanyaan yang tidak sesuai topik. Nah, oleh karena itu, wawancara perlu dipersiapkan terlebih dahulu, walaupun di dalam pikiran. 4. Melakukan Wawancara Ketika melakukan wawancara, ada beberapa etika dalam wawancara yang perlu diketahui terlebih dahulu a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan, dan mengemukakan maksud dan tujuan dari wawancara. b. Menggunakan bahasa yang santun dan pakaian yang sesuai situasi dan kondisi. c. Mengetahui identitas atau hal-hal lain yang berkenaan dengan pribadi dari narasumber, seperti nama, keahlian, pekerjaan, dan sejarah hidup narasumber. d. Mengajukan pertanyaan secara jelas, singkat, urut, dan sistematis. Jangan sampai lupa untuk memastikan waktu yang digunakan dalam wawancara. e. Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus fokus dengan tujuan wawancara. Oleh karena itu, pewawancara diharuskan memiliki keterampilan menyimak yang kuat sehingga bisa mencatat inti-inti dari wawancara. Catatan tersebut akan sangat berguna bagi pewawancara dalam mengetahui sudah sampai seberapa banyak informasi atau data yang telah diperoleh. f. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ramah, sehingga narasumber akan merasa akrab. Tidak diperkenankan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memojokkan narasumber. g. Pewawancara tidak dianjurkan untuk mempengaruhi sikap, pendirian, ataupun, emosi-emosi dari narasumber. h. Tidak memberikan pertanyaan yang mengarah pada fitnah atau mengadu domba. i. Bersikap simpatik, empatik, dan objektif. Pewawancara dianjurkan untuk bersikap seimbang atau netral. j. Sebelum mengakhiri wawancara, berikanlah kesan yang baik dan menyenangkan. Pewawancara dianjurkan untuk mengucapkan terima kasih kepada narasumber, sekaligus pengharapan agar kedua pihak tetap dapat berhubungan dengan baik. 5. Penulisan Laporan Wawancara Setelah melakukan wawancara, hal yang perlu dilakukan adalah membuat rangkuman dan menyampaikan hasil atau simpulan dari wawancara secara singkat dan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Penulisan laporan hasil wawancara dituliskan biasanya berbentuk naratif atau seperti cerita. G. Pedoman Wawancara Setelah memahami tujuan wawancara, pengertian hingga cara-cara untuk wawancara. Berikut Gramedia memberikan pedoman wawancara yang dapat Anda ikuti langkah-langkahnya a. Merumuskan tujuan wawancara. b. Membuat poin-poin atau kerangka dan pedoman wawancara. c. Menyusun pertanyaan yang sesuai dengan informasi dan data yang diperlukan dengan bentuk pertanyaan yang diinginkan. Oleh karena itu, calon pewawancara perlu memperhatikan kata-kata yang digunakan, sikap dan cara bertanya, dan jangan membuat narasumber bersifat defensive. d. Melakukan uji coba atau gladi bersih untuk melihat kelemahan-kelemahan pertanyaan yang disusun agar untuk proses perbaikan lebih lanjut. e. Melakukan wawancara dalam situasi yang sebenarnya. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
1Sebelum melakukan wawancara seroang pewawancara sebaiknya menyusun daftar pertanyaan serang pewawancara harus memiliki pengetahuan seputar hal-hal yang akan di wawancarai 2.Ketika melakukan wawncara bersikaplah sopan dan jangan memojokkan narasumber 3. Jadilah pendengar yang baik, jangan mengulang pertanyaan
Grogi menghadapi pertanyaan saat wawancara kerja beberapa hari lagi? Itu adalah hal yang wajar. Namun tak perlu khawatir berlebihan. Persiapan yang matang akan membuat Anda lebih siap menghadapi segala kemungkinan. Sebagai bekal, berikut ini kami tampilkan tips-tips interview yang bisa Anda terapkan agar sukses menghadapi HRD nanti. Pertanyaan yang Sering Muncul saat Wawancara Kerja Saat interview kerja, kadang pewawancara memang melontarkan pertanyaan tak terduga. Namun sebagian besar pertanyaan yang dilontarkan tidak jauh berbeda, kok. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang biasa muncul saat interview / wawancara kerja. 1. “Coba ceritakan tentang diri Anda!” Saat diminta mendeskripsikan tentang diri Anda, bukan cuma kepribadian dan kesesuaian karakter Anda dengan perusahaan yang ingin diketahui pewawancara. Pertanyaan seperti ini juga berguna untuk mengukur kemampuan berkomunikasi Anda. Jadi sebisa mungkin jawab dengan tenang tanpa terbata-bata. Lebih baik lagi jika Anda bisa menceritakan hal-hal yang belum tercantum di resume. Pasalnya kemampuan Anda mempresentasikan diri juga dinilai lewat pertanyaan ini. 2. “Kenapa Anda tertarik melamar kerja di perusahaan ini?” Melalui pertanyaan ini, pewawancara ingin tahu sejauh apa keseriusan Anda untuk bergabung dengan perusahaan. Lakukan riset kecil-kecilan mengenai profil perusahaan dan posisi yang Anda lamar. 3. “Tolong jelaskan kelemahan Anda!” Pertanyaan dalam wawancara ini biasanya dilontarkan untuk mengukur kejujuran Anda dalam menilai diri sendiri. Jangan sampai Anda menjawab tidak punya kelemahan. Jawaban ini terdengar tak jujur dan mengesankan arogansi. Sebaiknya carilah satu hal yang bukan termasuk kelebihan Anda, namun juga bukan kelemahan fatal. Pastikan Anda menyertakan solusi yang sudah atau sedang Anda jalankan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Jawaban seperti ini menunjukkan kalau Anda adalah sosok yang selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. 4. “Kenapa perusahaan ini harus mempekerjakan Anda?” Jangan sampai Anda ketahuan melamar hanya karena posisi tersebut sesuai dengan kualifikasi Anda tanpa memahami deskripsi pekerjaan itu sendiri. Berikan jawaban yang merangkum kualifikasi dan antusiasme Anda untuk bergabung dengan perusahaan. 5. “Apa rencana Anda dalam 5 tahun ke depan?” Pertanyaan dalam wawancara ini bertujuan untuk mengetahui ambisi Anda dalam profesi dan sejauh mana perencanaan yang Anda buat untuk mencapainya. Tentu saja HRD juga ingin tahu apakah rencana jangka panjang Anda sesuai dengan perusahaan atau tidak. Tips Menghadapi Interview dengan Pertanyaan yang Menjebak di Dalam Wawancara Selain pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan sebelumnya, kadang pewawancara akan memberikan pertanyaan yang sedikit nyeleneh kepada kandidat karyawan. Berikut ini beberapa di antaranya, seperti dilansir Mashable. 1. “Pencapaian apa yang paling besar dalam karir yang pernah Anda peroleh?” Ini adalah pertanyaan favorit Andrew Shapin, chief executive officer dari Long Tall Sally. Tujuannya adalah mengukur kejujuran calon pegawai mengenai prestasinya. Kemudian, dia akan menarik kesimpulan mengenai kelebihan dan kekurangan calon pegawai tersebut. Kecepatan progress kerja dari seseorang juga bisa dilihat dari pertanyaan ini. 2. “Apa passion Anda?” Hilarie Bass, co-president perusahaan Greenberg Traurig, meyakini bahwa passion seseorang adalah hal penting yang akan mengantarkannya pada kesuksesan. Jika Anda berpikir terlalu lama sebelum menjawab pertanyaan ini, kemungkinan besar nilai Anda di mata pewawancara tidak akan terlalu bagus. 3. “Jika Anda bisa melakukan apapun di dunia ini, pekerjaan apa yang ideal untuk Anda?” Liz Bingham, partner kerja Ernst & Young, mengatakan bahwa pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat dan sudut pandang yang jujur dari calon karyawan. Realistis atau tidak jawaban yang diberikan dari pertanyaan di dalam wawancara tak jadi masalah. Fokus perusahaan adalah ketulusan niat Anda untuk bekerja di bidang yang benar-benar Anda inginkan. Trik Psikologis untuk Menghadapi Pertanyaan dalam Interview / Wawancara Berikut beberapa triknya 1. Pakai Baju Biru, Hitam, atau Putih Survei yang dilakukan oleh CareerBuilder terhadap para manajer personalia dan tenaga sumber daya manusia menemukan bukti bahwa warna pakaian bisa memberikan kesan tertentu di mata pewawancara. Dua puluh tiga persen pewawancara merekomendasikan warna biru yang menunjukkan bahwa kandidat tersebut bisa bekerja dengan tim. Sementara 15 persen merekomendasikan hitam karena warna tersebut mengesankan potensi kepemimpinan. Abu-abu memberikan kesan logis dan analitis bagi si pemakai. Putih merupakan cerminan dari pribadi yang terorganisir. Cokelat mengindikasikan karakter yang bisa diandalkan. Warna oranye dikatakan sebagai yang paling tidak direkomendasikan karena memberikan kesan bahwa kandidat tersebut tidak profesional. Sementara warna merah akan memberikan kesan provokatif, meskipun si pemakai jadi terlihat lebih menonjol. 2. Lakukan kontak mata saat pertama kali bertatap muka Sebisa mungkin kesampingkan rasa jengah dan tatap mata si pewawancara saat kamu pertama kali bertatap muka atau bersalaman dengannya. Selain itu, jaga kontak mata selama sesi tanya jawab dalam wawancara berlangsung. Menurut sebuah studi yang dilakukan dua peneliti dari Northeastern University, orang yang secara konsisten melakukan kontak mata saat berbicara terlihat lebih cerdas daripada mereka yang tidak melakukan kontak mata. 3. Imitasi bahasa tubuh pewawancara Pernah mendengar tentang fenomena psikologis efek bunglon? Ini adalah kondisi di mana orang cenderung saling menyukai saat mereka menunjukkan bahasa tubuh yang serupa. Jadi jika pewawancara mencondongkan tubuh ke depan, lakukan hal yang sama. Begitu juga saat dia meletakkan tangan di atas meja. Tetapi jangan meniru setiap gerak-gerik pewawancara secara berlebihan, ya. Pakar bahasa tubuh Patti Wood mengatakan bahwa imitasi bahasa tubuh lawan bicara memberikan kesan kamu benar-benar memperhatikan dan tertarik dengan apa yang dikatakannya. Sebaliknya jika kamu terlihat pasif, kamu tampak seperti kurang antusias untuk menjadi bagian dari tim atau malah sedang berbohong. 4. Biarkan telapak tangan terbuka atau satukan jari-jari selama menjawab pertanyaan dalam wawancara kerja Menurut Molidor dan Parus, gerakan tangan berkontribusi terhadap kesan yang tersampaikan dalam sebuah wawancara kerja. Membiarkan telapak tangan terbuka mengindikasikan ketulusan. Sementara menyatukan ujung-ujung jari tangan hingga membentuk segitiga menunjukkan kepercayaan diri. Sebisa mungkin jangan meletakkan telapak tangan ke bawah karena akan menunjukkan keinginan untuk mendominasi lawan bicara. Juga jangan menyembunyikan tangan seolah-olah ada sesuatu yang ingin kamu tutup-tutupi. Mengetuk-ngetukkan jari menunjukkan ketidaksabaran. Melipat tangan menunjukkan ketidaksetujuan atau sikap defensif. Dan terlalu banyak menggunakan isyarat tangan bisa membuat pewawancara merasa terdistraksi. 5. Sesuaikan jawaban dengan usia pewawancara Kamu bisa belajar banyak tentang pewawancara dan jawaban seperti apa yang ingin mereka dengar berdasarkan usia generasinya. Dalam buku Crazy Good Interview, John B. Molidor, dan Barbara Parus menulis bahwa kandidat yang diwawancarai sebaiknya bersikap berdasarkan generasi pewawancara Anda. Pewawancara dari Generasi Y antara 20 dan 30 tahun lebih suka melihat contoh visual dari hasil kerjamu daripada sederet keterangan dalam lembar portofolio. Mereka juga cenderung lebih menghargai kemampuan untuk multitasking. dari Generasi X antara 30 dan 50 tahun cenderung menghargai kreativitas dan kandidat yang bisa menyeimbangkan karir dan kehidupan personal. Pewawancara dari generasi Baby Boomer antara 50 dan 70 tahun lebih menyukai pekerja keras dan orang yang bisa menghargai pencapaian si pewawancara. Sementara pewawancara dari Silent Generation antara 70 dan 90 tahun akan menitikberatkan aspek loyalitas dan komitmen terhadap pekerjaan sebelumnya. 6. Berbicara dengan ekspresif ketika menjawab pertanyaan dalam wawancara kerja Menurut Leonard Mlodinow, penulis Subliminal How Your Unconscious Mind Rules Your Behavior, “Jika dua pembicara mengucapkan kata-kata yang persis sama, tapi seseorang berbicara sedikit lebih cepat dan lebih keras dan dengan jeda lebih pendek serta variasi volume yang lebih banyak, pembicara itu akan dinilai lebih energik, berpengetahuan, dan cerdas.” Jika kamu ingin terdengar pintar, hindari berbicara dengan nada monoton. Bicaralah lebih cepat saat mencoba menjelaskan informasi yang kurang penting. Sebaliknya, bicaralah lebih pelan saat mencoba memberikan penjelasan mengenai konsep atau informasi yang kemungkinan belum dikenal pewawancara. Gunakan gerakan tangan, tetapi jangan berlebihan agar perhatian pewawancara tidak terdistraksi. 7. Jangan terlalu menyombong dalam menjawab pertanyaan dalam wawancara kerja Ketika ditanya mengenai kelemahan atau kekurangan, kebanyakan pencari kerja akan memberikan jawaban untuk menonjolkan kelebihan mereka. Ini justru dapat memberikan kesan tak jujur di mata pewawancara. Jawaban seperti “Saya terlalu pekerja keras” atau “Saya kelewat perfeksionis” hanya terdengar meyakinkan jika didukung dengan bukti dan fakta. Ada baiknya untuk menjawab dengan jujur disertai solusi yang sedang atau akan kamu terapkan untuk memperbaikinya. 8. Bersikap ramah dan tegas pada saat bersamaan Salah satu studi dari University of Guelph, Kanada, pencari kerja yang menunjukkan tanda-tanda kecemasan cenderung gagal dalam wawancara. Kecemasan yang benar-benar kentara kerap membuat pewawancara salah paham, menangkap kesan kurang hangat dan kurang tegas karena volume suara yang sangat kecil. Hal tersebut juga mengindikasikan calon karyawan kesulitan untuk memproses dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. “Jika Anda bukan ekstrovert alami, pastikan untuk menjual keahlian Anda,” kata rekan penulis studi Deborah M. Powell kepada Forbes. “Jangan takut mengakui kontribusi Anda untuk sebuah proyek.” 9. Jangan terlalu banyak tersenyum Menunjukkan keramahan memang dianjurkan saat wawancara. Tetapi bukan berarti kamu harus tersenyum sepanjang waktu yang justru tampak dibuat-buat. Hal tersebut terungkap dari studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Department of Veterans Affairs, Northeastern University dan University of Lausanne. Bagian lain dari studi ini menemukan bukti bahwa pewawancara berekspektasi kandidat untuk lebih banyak tersenyum jika mereka hendak melamar posisi sebagai customer service atau tenaga penjualan. Jadi tersenyumlah lebih banyak dan tulus jika kamu melakukan wawancara untuk pekerjaan yang menuntut interaksi dengan pelanggan. Untuk pekerjaan yang lebih membutuhkan keahlian di luar komunikasi, sebaiknya tunjukkan keramahan yang tidak terlalu berlebihan. 10. Persiapkan diri untuk menjawab pertanyaan yang tidak nyaman dalam wawancara kerja Pewawancara pasti akan menanyakan satu atau dua hal yang membuatmu merasa tidak nyaman menjawab. Misalnya kenapa kamu mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya, apakah kamu bersedia ditempatkan di daerah yang terpencil, dan apakah kamu bersedia untuk menunda rencana pernikahan jika diminta oleh perusahaan. Selalu persiapkan diri untuk menjawab pertanyaan seperti ini. Tak perlu berbohong demi menyenangkan pewawancara. Siapkan saja jawaban yang jujur dan solusi jika kamu keberatan dengan syarat yang diajukan pewawancara. Hindari pula terlalu mengumbar beberapa detail negatif dari pekerjaan terdahulu. Selain Bisa Menjawab Pertanyaan Dalam Wawancara Kerja, Kepribadian adalah Kriteria Paling Utama bagi HRD Sebelum mempelajari tips interview yang baik, Anda perlu mengetahui fakta berikut. Ternyata pengalaman kerja bukan faktor tertinggi dalam kelancaran wawancara kerja. Hal pertama yang diperhatikan HRD adalah kepribadian. Berdasarkan laporan A. Sterview Top Interview dan platform pencarian kerja Resume-Library, kepribadian pelamar kerja mempengaruhi 70 persen penilaian perusahaan, bersamaan dengan keterampilan dan pengalaman. Sementara pendidikan hanya mempengaruhi 18 persen. Menurut artikel lansiran CNBC, ciri-ciri kepribadian yang paling tidak diinginkan dari seorang kandidat karyawan adalah arogansi, ketidakjujuran, kurangnya keandalan, dan pikiran sempit. Tips Menjawab Pertanyaan Dalam Interview Wawancara Kerja Berikut ini adalah tips-tips wawancara sederhana yang perlu Anda ingat dan latih di rumah. Bayangkan Anda sedang menghadapi pewawancara dan jawablah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dilemparkan. Ceritakan kemampuan Anda dengan antusias dan percaya diri. Hindari penjelasan berbelit-belit saat memberi jawaban panjang Tunjukkan bahwa Anda mampu bekerja dalam tim Jangan memikirkan jawaban terlalu lama Jawab dengan diplomatis, tapi tidak muluk-muluk-m Jangan membongkar aib perusahaan sebelumnya jika pernah bekerja di tempat lain Tips Wawancara Online Saat ini wawancara tak harus dilakukan dengan tatap muka secara langsung. Demi kepraktisan dan efisiensi waktu, perusahaan kerap mengadakan interview online lewat panggilan telepon atau video call. Apa yang bisa Anda lakukan saat menghadapi interview seperti ini? Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Pastikan laptop atau perlengkapan gadget yang digunakan berfungsi dengan baik untuk menghindari kesan tidak profesional. Pandang langsung pewawancara, bukan gambar Anda di layar Tetap berpenampilan sopan dan resmi, meskipun Anda tidak berhadapan langsung dengan pewawancara Mekari Talenta, Aplikasi Wajib Bagi HRD Untuk membantu HR dalam mempermudah proses perekrutan karyawan, Mekari Talenta bisa menjadi solusinya. Mekari Talenta merupakan software HRIS yang juga memiliki fungsi lain sebagai aplikasi applicant tracking system atau ATS. ATS sendiri merupakan sebuah sistem untuk melacak proses rekrutmen dari awal hingga proses onboarding karyawan di dalam satu dashboard terintegrasi. Dengan Mekari Talenta, Anda dapat mengumpulkan sekaligus menyaring CV kandidat, memantau sejauh mana proses dari masing-masing kandidat, menjadwalkan interview, hingga proses onboarding dan memindahkan data kandidat ke dalam database karyawan dalam software Mekari Talenta. Dengan demikian, proses rekrutmen jadi lebih mudah dan efisien. Tertarik menggunakan Mekari Talenta? Anda bisa coba demo aplikasinya dan berkonsultasi dengan tim sales kami seputar permasalahan HR Anda sekarang juga. Bonus Contoh Pertanyaan Interview Wawancara Kerja Customer Service dan Jawabannya Pertanyaan Apa yang Anda pahami tentang peran seorang customer service? Jawaban Seorang customer service bertanggung jawab dalam memberikan layanan yang baik kepada pelanggan. Mereka membantu menjawab pertanyaan, menangani keluhan, memberikan solusi, dan menjaga hubungan positif dengan pelanggan. Tujuan utama seorang customer service adalah memastikan kepuasan pelanggan dan membangun hubungan jangka panjang. Pertanyaan Bagaimana Anda menghadapi situasi ketika mendapat keluhan dari pelanggan yang tidak puas? Jawaban Ketika dihadapkan dengan keluhan pelanggan, saya akan tetap tenang dan mendengarkan dengan empati. Saya akan memahami masalah yang dihadapi pelanggan, mengajukan pertanyaan yang relevan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, dan mencari solusi yang memuaskan bagi pelanggan. Saya akan berkomunikasi dengan sopan dan memastikan bahwa pelanggan merasa didengarkan dan dihargai. Pertanyaan Bagaimana Anda mengatasi situasi ketika pelanggan marah atau emosional? Jawaban Ketika pelanggan marah atau emosional, saya akan tetap tenang dan berempati. Saya akan memberikan perhatian penuh pada pelanggan, mendengarkan dengan sabar, dan menghindari konfrontasi. Saya akan mencoba mencari solusi yang dapat menenangkan pelanggan dan mengatasi masalah yang ada. Selain itu, saya akan menjaga profesionalitas dan tidak mengambil sikap pribadi terhadap pelanggan. Pertanyaan Bagaimana Anda mengelola waktu dan mengatasi situasi ketika harus melayani banyak pelanggan sekaligus? Jawaban Saya akan menggunakan teknik manajemen waktu yang efektif, seperti membuat prioritas, mengatur jadwal dengan baik, dan mengoptimalkan penggunaan alat bantu seperti sistem manajemen pelanggan atau alat komunikasi internal. Saya akan memastikan bahwa saya memberikan perhatian yang memadai kepada setiap pelanggan dengan tetap memperhatikan kecepatan dan efisiensi dalam pelayanan. Pertanyaan Bagaimana Anda menangani situasi ketika Anda tidak memiliki jawaban atau solusi untuk pertanyaan atau masalah pelanggan? Jawaban Jika saya tidak memiliki jawaban atau solusi langsung, saya akan mengakui hal tersebut dengan jujur kepada pelanggan. Saya akan mengatakan bahwa saya akan mencari informasi lebih lanjut atau berkonsultasi dengan rekan kerja yang lebih berpengalaman untuk memberikan jawaban yang akurat. Selanjutnya, saya akan berkomitmen untuk segera memberikan respons atau menghubungi kembali pelanggan dengan solusi yang tepat. Catatan Jawaban-jawaban di atas hanya contoh dan dapat disesuaikan dengan pengalaman, pengetahuan, dan nilai-nilai Anda. Selalu persiapkan diri dengan mempelajari profil perusahaan dan memahami peran customer service secara mendalam untuk memberikan jawaban yang relevan dan meyakinkan dalam sesi wawancara. FuoR.